Rabu, 08 Juni 2011

Persiapan Pengelasan

Seperti telah diutarakan didepan, maka sebelum pengelasan dilaksanakan, perlu dilakukan persiapan-persiapan yang masak agar dapat dihasilkan pengelasan yang sempurna.
Guna persiapan tersebut perlu diingat beberapa faktor dasar persiapan yakni :
-Faktor Manusia.
-Faktor prosedur dan cara kerja.
-Faktor bahan/material.
-Faktor peralatan.
-Faktor alam dan lingkungan
-Faktor maksud dan tujuan.
-Faktor resiko dan atau akibat.
-Faktor hasil perhitungan dan ukuran.

Faktor Manusia
Jika membicarakan faktor manusia, maka dalam hal ini yang dimaksud adalah manusia sebagai pernacang, pelaksana, pengawas, pemeriksa dan atau penguji. untuk merencanakan suatu pekerjaan las diperlukan pengetahuan mekanis, ilmu bahan/metallurgi, fisika teknik dan keselamatan kerja dalam pengelasan dan konstruksi. Dalam merencanakan pekerjaan pengelasan harus diketahui terlebih dahulu untuk apa suatu konstruksi dibuat, bagaimana membuatnya bagaimana cara penggunaan peralatan/konstruksi tersebut, hal-hal apa yang mungkin dapat terjadi dengan konstruksi tersebut. Dari semua itu dapat dipilih suatu prosedur yang benar/tepat. Manusia sebagai pelaksana pengelasan paling tidak harus memenuhi beberapa persyaratan seperti :
-sehat jasmani & rohani.
-berketrampilan mengelas.
-berpengalaman dalam pekerjaan konstruksi.
-mengetahui sedikit ilmu bahan dalam pengelasan.
-mengetahui syarat-syarat keselamatan dalam pengelasan.
-dan yang terakhir, lulus dan berijazah dalam prakualifikasi yang dilaksanakan pihak-pihak yang berwenang dalam hal ini.
Sebagai pemeriksa dituntut pengetahuan Teoritis tentang pengelasan di samping pengetahuan di bidang mekanik, keselamatan kerja, metallurgi, karat.korosi dan keterampilan di bidang inspeksi, uji tanpa merusak (non desdructive test) dan lain-lain.
Hasil pemeriksaan dan saran-saran pemeriksa tidak kalah pentingnya dengn pihak pelaksana. pengelasan juga menentukan mutu, kerapian, kecepatan pengelasan.

Faktor Prosedur dan Cara Kerja
Seperti telah dijelaskan di depan, sebelum melaksanakan pekerjaan pengelasan, persiapannya harus masak seperti misalnya: pengelasan tersebut dimaksudkan untuk menyambung atau menutup, melapis, mengunci dan sebagainya. Bahan-bahan apa saja yang akan dilas, apakah sama apakah berbeda. Apakah konstruksi di maksudkan untuk menahan beban, tekanan, bocoran, getaran, gesekan/erosi, tenaga-tenaga mekanis, seperti daya puntir, tekuk, tarik dan sebagainya, sebagai pengaruh fisik seperti pans, dingin, basah, serangan karat dan sebagainya.
Dari hal tersebut diatas dapat ditentukan kemudian :
- Prosedur pengelasan yang tepat.
-Cara pengelasan yang benar, efisien dan selamat.
-Ukuran dan bahan pokok atau tambahan yang memenuhi syarat dan ekonomis.

Faktor Bahan/Material
Jenis, cara, peralatan dan bentuk serta ukuran-ukran yang diperlukan dalam pengelasan dan tindakan tindakan apa yang diperlukan sebelum dan sesudahnya (misalnya preheating/pemanasan pendahuluan dan post heating/pembuangan tegangan), sangat tergantung dari jenis bahan yang akan dilas.
Pemilihan bahan tambahan juga harus sesuai dengan bahan dasr (parent material) untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti stress cracking (retak tegangan), crystal growth (pertumbuhan kristal) dsb.

Faktor Peralatan
Tanpa peralatan yang baik dan lengkap akan mengakibatkan bukan saja hasil pengelasan tidak sempurna, bahkan dapat mengakibatkan hal-hal yang lebih buruk lagi misalnya kecelakaan dan atau kebakaran/peledakan.
Oleh sebab itu baik perncang, pengawas, pelaksana, pembantu pelksana dan pemeriksa harus benar-benar menyadari akan hal tersebut.
Peralatan meliputi:
a. Alat baku
-Mesin las listrik atau mesin las autogen ( OAW) yang meliputi botol gas, botol zat asam.
-Sumber tenaga listrik AC/DC
-Kabel las dan atau selang gas dan angin untuk OAW
-Tang/ tangkai las dan kelem las.
b.Alat keselamatan tukang las
-Helmet untuk mengelas dan kaca las hitam paling kecil No. 9 hingga 11
-Sarung tangan las
-Selongsong kaki las
-Arpon ( jaket ) las.
-Baju kerja dengan lengan panjang dan kerah leher yang dapat ditutup.
c.Alat bantu tukang las
-Chipping hammer.
-Sikat metal (carbon steal,brass,stainless steel).
-Pahat runcing.
-Hammer.
-Kapur tahan panas.
d.Alat keselamatan umum
-Botol pemadam kebakaran.
-Dinding pelindung nyala.

-Untuk daerah yang mengandung gas yang mudah terbakar/meledak perlu disediakan pula gas detector dan alat pemadam kebakaran yang lebih besar.

e.Alat-alat bantu lainnya.

-Stess reliefing appratus yang lengkap, seandainya diperlukan.
-Gauging apparatus dan carbon electrodenya.

-Portable grinding machine
-Air blower untuk mengembus gas-gas las.

-Water sprayer atau water screen untuk pengelasan di daerah berbahaya karena mengandung folatile gas.

f.Alat-alat PPPK terutama untuk perawatan luka bakar dan mata.
g.Alat-alat ukur
-Pengukur Panjang.
-Pengukur Level
-Pengukur amper.
-Kapur pengukur panas ( tempil stick)
h.Untuk keperluan quality control, diperlukan peralatan sebagai berikut :
-Dye checking kid.
-Magnetic particle.
-Ultrasonic
-Radiography.

Faktor alam dan atau lingkungan
Persiapan-persiapan tertentu perlu dilaksanakan sebelum pengelasan di tempat-tempat keadaan alam tertentu demi menyelamatkan hasil pengelasan tersebut.
Misalnya :
Untuk tempat-tempat dimana sering jatuh hujan dan kelembaban yang tinggi, perlu dibuatkan sistem pengeringan bagi elektroda low hydrogen (didalam ruang/kamar pemanas dan atau di dlaam dapur pengering) dengan sistem pemanasan yang diatur sebagai tercantum pada syarat penyimpanan dan pengeringan elektroda.

Faktor Maksud dan Tujuan
Maksud & tujuan suatu pengelasan harus jelas guna menentukan persiapan-persiapan apa yang diperlukan. Misalnya pengelasan fixed roof tank (tangki atap tetap) berbeda dengan persiapan pengelasan floatingroot tank (tangki atap terapung), karena pada tangki atap terapung dituntut derajad kebundaran yang tinggi pada dinding silindrisnya supaya atap yang terapung tersebut tidak tersangkut dan macet sewaktu bergerak naik turun.

Faktor Risiko dan atau Akibat
Akibat suatu pengelasan jika tidak diperhitungkan sebelumnya kadang-kadang dapat mengakibatkan bahaya-bahaya yang tidak diinginkan seperti misalnya kebakaran, peledakan, keretakan dan lain-lain sebagai contoh :
Pengelasan untuk membuat suatu Hot Tapping atau cabang dari suatu sistem pipa minyak atau gas yang sedang hidup (in operation) harus benar-benar dipersiapkan dnegan segala perhitungan tentang apa akibatnya. Pengelasan suatu bagian konstruksi yang menerima beban berat dan atau benturan-benturan harus benar-benar dipersiapkan, misalnya dnegan memakai elektroda yang terbaik dan stress reliefing. Itulah sebabnya di dalam welding specification selalu dicantumkan klausula tentang quality control dan cara-cara pengujian. Hal ini dimaksud untuk memperkecil resiko sebagai akibat dari pengelasan. Juga stiffeners, strongback, clamps dan tack welding atau las kunci dimaksudkan untuk memperkecil bahkan menghapuskan pergerakan-pergerakan metal stelah dilas ( metal upsetting) yang dapat mengakibatkan stess (tegangan), kemiringan, pembengkokkan, offset/miss align, penggelembungan (buckling) dan lain-lain. Perlunya welding prosedure dan welder qualification adalah juga untuk memperkecil terbuatnya kesalahan yang dapat menimbulkan risiko yang tidak diinginkan. Jadi faktor risiko dan akibat menentukan pula hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum pengelasan.

Faktor Hasil Perhitungan dan Ukuran
Hasil perhitungan menentukan ukuran dan jenis bahan apa yang tepat untuk dipergunakan. Ukuran dan Jenis bahanbmenentukan prosedur pengelasan dan jenis las apa yang tepat. Prosedur pengelasan yang menentukan jenis las tertentu, memerlukan pula segala sarana penunjangnya. Dengan kata lain akhirnya semuanya menentukan persiapan-persiapan yang diperlukan. MIsalnya hasil perhitungan menentukan bahwa diperlukan pelat mild steel dengan ketebalan 2", maka untuk pengelasannya diperlukan preheating dan slow cooling yang semuanya memerlukan persiapan-persiapan khusus seperti obor-obor pemanas, atau dapat pula dipakai elemen pemanas dengan memakai tenaga listrik. Perhitungan menentukan untuk suatu jenis proses  perlu memakai baja paduan seperti bahan 5%1/2 Mo, sehingga pengelasannya diperlukan pula peraltan untuk preheating dan postweld heat treatmentt ( pemanasan pendahuluan dan perlakuan panas usai leas ).

Demikianlah bahwa hasi; perhitungan dan ukuran menentukan persiapan-persiapan tertentu sebelum pengelasan.



Selasa, 07 Juni 2011

PENGERTIAN TENTANG LAS

Las ( Welding ) adalah suatu cara untuk menyambung benda padat dengan jalan mencairkannya melalui pemanasan.
Untuk berhasilnya penyambungan diperlukan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi yaitu :
- Bahwa benda padat tersebut dapat cair/lebur oleh panas.
- Bahwa antara benda-benda padat yang disambung tersebut terdapat kesesuaiaan sifat lasnya sehingga tidak melemahkan atau menggagalkan sambungan tersebut.
- bahwa cara penyambungan sesuai dengan sifat benda padat dan tujuan penyambungannya.

sebagai contoh, dua batang es lilin disambung terlebih dahulu mencairkan permukaan permukaan yang akan disambung dengan menggunakan sumber panas ( api/obor). Peristiwa ini disebut peristiwa pengelasan.

Jadi untuk benda padat yang tidak dapat mencair oleh panas seperti misalnya mika, asbes, kayu, dll, tidak akan dapat dilas. penyambungannya hanya dapat dilaksanakan dengan rekatan, baut, ulir dan cara-cara lain selain las.
Adapun sumber - sumber panas untuk pengelasan dihasilkan dari proses-proses dibawah ini. suhuu yang dihasilkan berkisar dari yang paling rendah hingga yang tinggi sekali ( dari beberapa ratus derajad celcius hingga puluhan ribu derajad celsius ).
1. Bahan bakar minyak, untuk menghasilkan panas beberapa ratus derajad celcius untuk pengelasan benda padat dengan titik lebur rendah, seperti timah, plastik dll.
2. Campuran Zat asam dengan gas pembakar seperti acetylene,propan, hydrogen.Proses ini disebut Oxy acetylene, Oxy hydrogen, dan atau Oxy Fuel. Secara populer di Indonesia disebut Las Karbit / Las Autogen. Panas yang dihasilkan dapat mencapai titik lebur baja, yakni sekitar 2.500 atau 1.370 C
3. Gas pembakar bertekanan.
4. Busur nyala listrik (arc). Panas yang dihasilkan dari busur nyala listrik ini sangat tinggi ( jauh diatas titik lebur baja) sehingga dapat mencairkan baja dalam sekejap. sumber panas ini ynag paling populer dipergunakan untuk pengelasan berbagai jenis baja, paduan baja, dan metal non ferus.
5. Tahanan Listrik. Dapat menghasilkan panas yang cukup tinggi sehingga degan mudah dapat mencairkan baja.
6. Industri Listrik
7. Busur nyala listrik dan gas pelindung. sumber panas ini dipakai dalam pengelasan paduan baja yang peka terhadap proses oksidasi. Itulah sebabnya gas pelindung oksidasi dipergunakan untuk mendapatkan hasil pengelasan yang optimal, seperti TIG,MIG,plasma arc,dll.
8. Sinar infra merah.
9. Reaksi kimia eksotermis.
10. ledakan bahan mesiu (cad, explosion). Menghasilkan suhu yang sangat tinggi sehingga dapat mencairkan baja dan metal lainnya hanya dalam sekejap.
11. Getaran ultrasonik
12. Pemboman dengan elektron
13. Sinar laser.

Dari daftar tersebut diatas dapat diketahui betapa luasnaya dunia las-mengelas tersebut, mengingat kegunaannya yang sangat penting dalam sistem penyambungan berbagai benda padat untuk keperluan manusia.
Hingga saat ini terdapat sekitar 35 jenis pengelasan yang diciptakan oleh manusia. Dari keseluruhan jenis tersebut hanya dua jenis yang paling populer di Indonesia, yakni pengelasan dengan menggunakan busur nyala listrik (shielded metal arc welding/SMAW), dan las karbit (oxy acetylene welding/OAW). Di beberapa kegiatan industri yang memepergunakan teknologi canggih di indonesia, telah pula dipakai pengelasan jenis T.I.G. (tunggsten inert gas welding), M.I.G. ( metal gas welding atau CO2 welding), las tahanan listrik (electric resistance welding/ERW), las busur terbenam (submerged arc welding/SAW), dan kemungkinan las sinar laser untuk keperluan pengobatan. Namun demikian berhubung penggunaan jenis-jenis las yang belakangan disebutkan ini belum terlalu umum, maka jenis-jenis tersebut tidak akan dibahas.

Tanya Migas


seorang welder yang yang bekerja di perusahaan A namun sertifikat migasnya dikeluarkan oleh perusahan B. Apakah sertifikat tersebut masih berlaku untuk digunakan diperusahaan A tersebut?


MIGAS juga sudah tahu liku liku perusahaan yang baru mendapatkan Job, maunya hemat dengan mencomot welder dari perusahaan lain.

Karena pengesahan welder dari Migas hanya berlaku dimana welder tersebut dilakukan qualifikasi.

Kalau dia di PHK atau pindah kerja ke perusahaan lain berarti dia harus di test ulang. Ini juga sejalan dengan code dan standard spt AWS D1.1 dimana untuk qualifikasi procedure dan welder adalah responsibility contractor.

Apakah WPS Perlu"

Dalam dunia industri oil and gas WPS merupakan hal yang wajib disiapkan sebelum proses pembuatan engineering produk pendukung seperti tanki, pressure vessel, heat exchanger, dll.
PQR (Procedure Qualification Record) merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari WPS.
Standard code yang digunakan dalam pembuatan WPS :
1. ASME IX untuk boiler dan pressure vessel
2. AWS D1.1 untuk struktural welding
3. API 1104 untuk pipe line
4. EN288 (DIN) untuk specification and approval of welding procedure for metalic materials.
Dalam industri alat berat apakah WPS diperlukan?
Prinsipnya WPS sangat diperlukan sekali dalam proses manufacturing yang berhubungan dengan proses pengelasan. Dalam aktifitas improvement dimana kita dituntut untuk melakukan kegiatan reduction cost, WPS dan PQR sangat berperan.
Sebagai contoh dalam pembuatan suatu komponen alat berat yang menggunakan base metal import dari luar negeri, dengan WPS kita bisa melakukan perubahan penggunaan material yang tersedia di dalam negeri dengan catatan material yang kita gunakan lulus setelah di uji dab dituangkan dalam PQR. Jika dalam trial dan eror ini kita berhasil kita dapa beberapa keuntungan, yaitu : Material cost yang lebih murah, transportation cost, dll.

Pengertian secara umum WPS dan PQR :
WPS : Prosedur tertulis yang terkualifikasi, disiapkan untuk memberikan panduan bagi juru las atau operator las untuk melaksanakan las produksi yang memenuhi persyaratan standard dan code.
PQR : Rekaman data-data hasil pengujian dari pengelasan yang dilaksanakan berdasarkan WPS yang berisi variabel-variabel yang digunakan selama pengelasan pelat uji.
Dalam pembuatan WPS ada dua variabel yang harus dipertimbangkan, yaitu variabel penting dan variabel tidak penting.
Variabel penting adalah varibel yang harus diperhatikan, jika ada perubahan terhadap variabel tersebut maka wajib dilakukan pengujian atau test.
Variabel penting :
1. T(tebal plate) atau t(tebal bahan las yang terdeposisi)
2. P Number yang terkualifikasi (material grouping)
3. A Number
4. Proses PWHT
5. Perubahan proses las
6. Perubahan suhu preheating.
Variabel tidak penting adalah variabel yang jika dilakukan perubahan tidak akan mempengaruhi hasil sehingga tidak perlu dilakukan pengujian.
Variabel tidak penting :
1. Design kampuh las
2. Root gap
3. Perubahan diameter kawat las
4. Perubahan arah pengelasan
5. Perubahan polaritas arus
6. Perubahan metode gouging.
Demikian ulasan singkat mengenai WPS dan PQR semoga bermanfaat.